Melanjutkan artikel sebelumnya yaitu tentang Tips Memilih Merek Dagang untuk Usaha bagian 1. Sekarang kita lanjutkan pada bagian yang kedua
4. Hindari memilih nama yang mempunyai sifat deskriptif
Contoh kata-kata deskriptif ialah "Gula merah","Deterjen Bubuk", atau "Telepon Selular". Seluruh kata-kata itu menggambarkan karakteristik yang telah melekat pada suatu benda tertentu. Bila kata-kata di atas didaftarkan, maka kemungkinan besar nama tersebut akan ditolak sebab persetujuan untuk merek dagang yang seperti itu bisa membuat orang lain menghindari untuk menggunakan istilah "Deterjen Bubuk" untuk kemasan deterjen yang mereka miliki. Padahal istilah tersebut seharusnya istilah yang umum dan dapat dipakai oleh siapapun tanpa harus meminta izin.
5. Hindari untuk menggunakan nama depan
Nama-nama yang sudah sering dipakai untuk nama depan seseorang umumnya tidak bisa untuk didaftarkan menjadi merek dagang. Kenapa? coba Anda bayangkan seberapa banyak orang mempunyai nama yang mirip merek dagang Anda. Apakah konsumen akan mudah untuk mengingat merek Anda? Misalnya merek dagang Anda "Kopi Arabica Bu Lia", ini merupakan suatu contoh merek dagang yang harus Anda hindari. Disamping karena terdapat istilah yang mempunyai sifat deskriptif yaitu "Kopi Arabica", ada juga nama yang sudah sering dipakai menjadi nama depan orang yaitu "Bu Lia".
6. Pilih merek dagang yang jelas (tidak membuat bingung konsumen)
Sebaiknya suatu merek dagang yang baik adalah membuat konsumen tahu jika barang yang ia beli berbeda dengan barang yang lainnya yang satu jenis yang sudah terdapat sebelumnya di pasaran. Contohnya adalah nama "Babie" untuk produk boneka mainan ini adalah merek dagang yang dapat membuat konsumen menjadi bingung (bisa tertipu bila tak teliti) sebab sudah terdapat merek dagang yang terkenal lebih dulu serta familiar di telinga kustomer, yakni "Barbie". Hal itu disamping tak membuat produk serta layanan Anda berbeda dengan Anda, juga akan membuat sobat untuk menghadapi tuntutan hukum yang sejatinya mampu untuk dihindari. Untuk tindakan pencegahan, laksanakan research secara mendalam pada direktori merek dagang oleh pihak berwenang (Ditjen HKI).
7. Pilih kata-kata unik serta berbeda
Memilih kata-kata unik serta berbeda dilaksanakan supaya Anda memperoleh merek dagang yang sedapat mungkin unik dan berbeda dengan yang lainnya. Oleh karena itu, hindari menggunakan kata-kata yang mempunyai sifat umum atau general yang mencakup makna/arti yang luas, contoh adalah "bagus","hemat","indah","ekonomis", "efisien" dll. Walaupun hal ini membawa konotasi serta asosiasi yang positif, kata-kata itu terlampau biasa serta sudah sering dipakai oleh kebanyakan orang. Merek dagang tersebut akan tenggelam dan sulit untuk dibedakan dengan kompetitor Anda.
8. Hindari menggunakan akronim tiga huruf dan angka
Kenapa menggunakan akronim tiga huruf dan angka mesti Anda hindari? sebab akronim umumnya sulit untuk diingat (walaupun terdapat beberapa jenis pengecualian misalnya IBM dan ATT). Angka juga cenderung lebih gampang untuk dilupakan.
9. Pakai kata-kata temuan
Kata temuan ialah kata-kata yang diciptakan secara kreatif oleh manusia dan tak bisa dijumpai dalam kamus bahasa mana pun. Pada saat ini, kata-kata temuan sering dipakai perusahaan-perusahaan besar untuk menarik konsumen, misalnya adalah WhatsApp, Instagram, dll. Kata-kata ini sangat ideal untuk digunakan menjadi merek dagang sebab unik dan kata yang tidak biasa dipakai orang kebanyakan. Untuk menciptakan sebuah kata unik, Anda bisa menggabungkan beberapa kata yang bisa mencerminkan usaha,produk, atau jasa yang Anda miliki.